![]() |
Setiba dikantor,setelah upacara bendera semua guru sibuk dengan aktifitasnya,kecuali guru agama Bapak Firul rupanya kedatangan tamu,dan kemudian melapor padaku,bahwa ada tamu yang ingin memasukan anaknya sekolah di SMP ku Akhirnya kuterima tamu itu,seorang ibu muda berparas manis,kulit putih,dengan body yang sangat menarik,tinggi dan padat berisi Melihat dari gayanya aku yakin,ibu ini termasuk yang agak lain dalam urusan seks. Cerita Seks
Kepada ibu muda itu kujelaskan bahwa kami sudah tidak bisa menerima siswa baru,karena sudah tutup Namun ibu itu memaksa,akhirnya terpaksa aku berunding dengan kepala sekolah,yg dengan berbagai pertimbangan,terutama karena tetangga sekolah,yatim dll,maka anaknya kami terima Karena tidak punya uang untuk biaya sekolah maka sebelum pulang ibu itu berpesan agar besok hari Selasa jam 8an aku kerumahnya,sehubungan dengan anaknya tadi
Keesokan harinya,dengan pertimbangan untuk membantu kesulitan ibu muda kemarin,aku kerumahnya Sebuah rumah kecil yg rapi dan bersih,tapi rumahnya tampak sepi,setelah ke 4 kalinya aku mengetuk dan mengucap salam,pintu dibuka juga,nampak ibu itu sedang mandi rupanya, ini terlihat dari handuk yg melilit ditubuhnya dan tangan serta kakinya yg putih nampak basah
Dia meminta maaf dan mempersilakanku masuk,lalu terburu-buru kembali ke air
Sejenak aku terpana melihat pemandangan tadi,ibu itu nampak amat seksi,tubuhnya yg sintal nampak sangat lembut dibalut handuk setengah badan,kulitnya punggungnya yg putih amat menggoda Namun kubuang jauh2 fikiran kotorku Aku duduk diruang tengah yg menghubungkan kamar dengan dapur dan kamar mandi.
Tidak berapa lama ibu itu keluar,dengan rambut basah,badan masih terlilit handuk,bahunya yg putih sedikit terbuka hingga pangkal dadanya,dan dadanya yg terlilit handuk nampak begitu besar, ia sekarang tidak lagi tergopoh2 seperti tadi,dengan tersenyum manis mempersilakanku minum yg telah disiapkan sebelumnya Lalu ia masuk kamar melewatiku,terciumlah wangi tubuhnya,dan pantatnya yg besar begitu saja lewat didepan mataku,bergoyang ke kanan kekiri
Mataku seperti hendak copot,jantungku berdegup kencang dengan pemandangan tersebut Beberapa saat kemudian ibu itu keluar lagi,rambutnya telah disisir,walau namapk masih basah,atsannya sudah menggunakan baju,namun dari pinggang kebawahmasih memakai handuk,dan yg membuatku bertanya2 adalah handuknya justru semakin keatas,sekarang nampak kedua pahanya yg nampak empuk dan putih semakin membuat dadaku gemuruh
Dia kemudian duduk di kursi panjang menghadap kepadaku,pahanya nampak seolah sengaja dipertontonkan kepadaku,semakin membuatku rikuh Jantungku semakin tidak karuan,tapi nampaknya dia tenang2 saja dan sambil,merapikan baju ia bicara
“ Maaf pak,agak kurang sopan,mmmhh bapak dari mana “ tanyanya sederhana
“ Ciamis,” jawabku singkat
“ Maaf lho pak,udah menikah ?” tanyanya lagi
“ Udah,punya anak 1 “ jawabku
“ Oohhh… gini pak Maaf sebelumnya,saya gak punya biaya untuk anak saya,gimana ya pak,saya gak enak sama bapak dan bapak kepala sekolah ?“ katnya membuka pokok maslah sambil tanganya terlihat sibuk membenahi Bhnya. Cerita Sex ABG
Aku jadi gak enak,namun tidak tahu harus berbuat apa,menegurnya takut dia malu,tidak ditegur aku yg bingung
“ Gini bu,setelah kita bicarakan kemarin dengan pak kepala,kami sepakat untuk membantu ibu tanpa mengeluarkan biaya,karena ibu tetangga dan konon kabarnya putra ibu anak yatim,begitu kan bu ?” Tanyaku
“ Ia pak,sudah sejak SD bapaknya meninggal,terpaksa saya yg kerja,tapi maaf pak,anaknya sekarang masih dijakarta “ jawabnya sambil menggeser kakinya semakin terbuka,nampak kedua pangkal pahanya semakin jelas dimataku
Aku pura-pura tidak melihatnya walau darahku semakin deras mengalir ditubuhku,nafasku terasa sesak.
“ O gitu,Jadi ibu kerja dimana?” tanyaku smabil menenangkan diri
“ Dijakarta,karyawan pabrik pak,ya daripada gak kerja,O ia panggil saya Tari pak,kayanya belum ibu2 banget ya “ balasnya sambil tersenyum manis
“ O ia,saya Diros “ kataku membalas tersenyum
Tiba-tiba ia bangkit dari kursinya dan duduk di kursi sebelahku,sambil membelakang ia berkata “ Pak,maaf banget,tolong kancing Bh saya gak masuk2,bisa gak dibantu “ katanya tanpa menengok
Aku tak menduga akan seperti itu,dadaku semakin bergemuruh,menolak gak enak,gak menolak juga gak enak,maka dengan gemetar aku mengahadapi punggungnya,dan ia mengangkat bajunya,nampaklah pinggangnya yg montok dan putih mulus,
“ Pak,ngobrolnya disini aja yuk,gak apa2 gak ada orang kok,lagian kan Cuma ngobrol “ katanya dari kamar
Aku semakin bingung,apa yg harus kulakukan,semantara darahku sudah mendidih,kepalaku sudah tak lagi normal,selangkanganku terasa panas. Dalam keadaan bingung aku menurut,nampak dikamar Tari sedang mangganti handuk dengan baju bawahannya,walau telah tertutup baju,namun nampak sekali pinggulnya yg besar sangat seksi dimataku.
“ Duduk pak,” katanya mempersilakanku duduk
Seperti kerbau aku mengikuti perintahnya duduk di pinggiran tampat tidur Ketika Tari menarik dan memeluku,aku seperti disengat ribuan watt listrik,tubuhku seperti terbakar hebat,dadaku bergetar,dan nafasku benar2 seperti habis berlari ribuan kilometer
“ Pak,saya udah bapak tolong,nah sekarang saya membantu bapak,” kata Tari sambil memeluk dan menciumiku ganas sekali,aku cuma melongo,tanpa tahu harus bagaimana,hingga tersentak ketika sadar, Tiara sudah telanjang bulat,tubuhnya yg putih terpampang didepan mataku,matanya terlihat sayu penuh birahi,
dadanya yg putih amat besar dan masih membukit, berayun2 dalam elusan2 tangannya, perutnya yg bersih montok sangat merangsang,sementara dipangkal pahanya yg putih nampak seonggok bulu2 memenuhi memek kecil yg menggunduk disela pahanya, pangkal pahanya yg besar dan montok telah terbuka lebar,semua menanti reaksiku
Sebagai manusia biasa,dihadapkan hal seperti itu otakku buntu,namun terlintas rasa takutku,bahwa ini sebuah jebakan untuk ku,aku kuatir ini tipuan untuk menjerumuskanku Maka seketika akal sehatku kembali,dan dengan terengah2 aku buru2 keluar,pamitan
Tiara mengejarku,dan memluk tubuhku dari belakang,nyerrr darahku berdesir,ketika payudaranya yg dingin dan empuk menyentuh punggungku,sementara terasa gundukan bawah perutnya menekan pantatku lututku terasa lemas… tapi aku berusaha bertahan.
0 komentar:
Posting Komentar