www.poker899x.online - Agen Poker Terbaik Dan Terpercaya Di Indonesia - Menyediakan 7 Games Dalam 1 ID Seperti : POKER , DOMINO , BANDAR CEME , CEME KELILING , CAPSA , SUPER10 Dan OMAHA - Bonus New Member Kami sd Rp 20.000 , Bonus Next Deposit 5% , Bonus Turn Over sd 0,5% , Bonus Refferal 15% , Bonus Bulanan - Support Bank : BCA , BNI , BRI , MANDIRI, DANAMON - Support Pembayaran Via Pulsa Telkomsel , Xl , Gopay , Ovo Dan Dana

Minggu, 26 Januari 2020

Bercinta Di Ruang Komputer


CerSex899 - Hampir Tidak yakin jika hari sudah tengah malam. Saya masih ada di ruangan computer universitas sendirian. Pegal rasa-rasanya sepanjang hari menulis pekerjaan yang perlu diberikan esok pagi. Untunglah pada akhirnya usai juga. Sekalian melepas capek iseng-iseng saya membuka internet serta masuk ke beberapa situs porno. Saya buka beberapa gambar orang bersenggama melalui anus. Sebelumnya berasa aneh, tetapi lama-lama saya rasakan fantasi lain. Saya rasakan erangan wanita yang kesakitan sebab lubang duburnya yang sempit ditembus dengan kemaluan yang mengeras. Ah.. khayalanku makin jauh.

Mendadak saya dikejutkan dengan suara pintu ruang buka serta tutup. Hii.. saya lihat telah jam 22:30, malam-malam ini pikiranku jadi memikirkan beberapa hal menakutkan. Tetapi selanjutnya saya dikejutkan saat lihat seorang wanita bawa map berisi beberapa lembar kertas serta dua buah buku tipis masuk selanjutnya meletakkannya di samping computer, lantas menyalakan computer serta menulis. Komputernya terhambat tiga meja computer di sebelahku. Saya jadi lega, saat ini ada rekan, meskipun ia tidak memerhatikan saya benar-benar. Saya lihat dari samping, mukanya manis dengan hidung yang kecil serta mancung. Kulitnya tidak putih, tetapi mulus dengan jaket jeans lengan pendek yang dipakainya, ia terlihat cantik.

Tetapi, akh perduli sangat. Saya meneruskan buka-buka situs barusan, anganku makin menerawang, kemaluanku cukup menegang. Serta pada akhirnya saya melirik pada wanita di ruang itu, serta langsung saya melirik pantatnya. Besar! pikirku. Mendadak saja saya membayang jika kemaluanku merobek-robek pantatnya yang mengundang selera itu. Saya jadi deg-degan, makin dipikirkan makin menjadi-jadi kemaluanku menegang. Hingga kemudian saya nekat dekati ia. Saya coba menentramkan diriku supaya terlihat normal.

“Ma’af.. sedang kerjakan pekerjaan?” suaraku sedikit bergetar. Ia melirikku sesaat lantas matanya tertuju ke monitor computer, sekalian menjawab, “Iya.. Mas.. saya kelupaan tuliskan beberapa judul buku dalam daftar kepustakaan, hanya sedikit kok.” “Rumahnya deket sini?” “Iya di asrama, serta saya biasa kerja malam-malam ini,” jawabnya. “Nah.. usai deh,” ia membereskan kertas-kertas, lantas terdengar suara mesin printer kerja. Ia ambil hasilnya serta terlihat senang. “Bisa pulang barengan?” saya menanyakan sekalian mataku sebentar-sebentar mengambil pandang mengarah pantatnya yang terlihat besar membayang di balik celana trainning kain parasitnya. Aduh, dadaku mendesir. “Sebentar saya tutup dahulu komputerku ya..”

Saya bergegas pergi ke komputerku. “Mas sedang ngerjakan apaan?” Saya terkejut tidak menduga jika ia ikuti saya. “Ah.. ini.. iseng-iseng saja buka-buka internet, lelah sich ngetik serius terus dari barusan.” “Eh.. beberapa gambar gituan yaa? Hi ih!” ia mengusung bahunya, tetapi mulutnya tersenyum. “Ah.. iseng-iseng saja.. Ingin ikut-ikutan liat-liat?” mendadak keberanianku ada. Serta di luar sangkaan ia tidak menampik. “Tapi bentar saja yaa.. entar keburu malam!” ia langsung duduk di bangku sebelahku. Lama-lama kami semakin asik buka-buka gambar porno, hingga kemudian, “Aku ingin pulang deh Mas. Sudah malem.. Saya bisa pulang sedirian.. deket kok.” Ia siap berdiri. Tetapi dengan reflek tanganku cepat menggenggam pergelangannya. Ia kaget. Saya tidak memperdulikan apa-apa , terkecuali mempraktikkan beberapa gambar yang disaksikan barusan. Kemaluanku telah menegang.

Tanpa ada basa basi saya langsung menempati pahanya serta langsung melumat bibirnya. “Umh.. mh..” ia berupaya meronta serta menarik kepalanya ke belakang, tetapi tangan kiriku cepat meredam belakang kepalanya, sesaat tangan kananku telah menggenggam buah dadanya, memutar-mutar, serta meremas-remas putingnya. Pergerakan wanita itu lama-lama semakin lemah, pada akhirnya saya berani melepas ciumanku, serta berubah menciumi beberapa bagian badan lain, leher, belakang telinga, kembali pada leher, lantas turun ke sisi belahan buah dadanya. Saya lihat ia menikmatinya. Matanya mulai sayu, bibirnya terbuka merekah.

“Namamu siapa?” saya nampaknya cukup dapat mengatur kondisi. Ia tidak menjawab. Cuma matanya yang sayu itu melihat kepadaku. Saya tidak pahami tujuannya. Tetapi ah tidak peduli saya mengusung berdiri tubuhnya, lantas saya duduk di bangku, kutarik badannya serta ia duduk di pangkuanku. “Ehh.. hh..” ia berdesah saat kepalaku menyeruduk buah dada yang masih terhambat T-shirt merah muda dibalik jaket jeans yang terbuka kancingnya. Tanganku selekasnya meningkatkan kaosnya, hingga terlihat sisi bawah dadanya yang masih ada dibalik BH. Kunaikkan BH-nya tanpa ada melepas, serta kembali mulutku berlaga pada putingnya, sesaat tanganku meremas-remas pantatnya serta pahanya.

“Oohh.. Mas.. Mas.. Aoohh..” saya makin menggila dengar desahnya. Lantas saya ingin melakukan niatku untuk menembuskan tangkai kemaluanku ke pantatnya. Kubalikkan badannya hingga ia membelakangiku. Saya juga berdiri serta turunkan celana trainingnya dengan gampang. Dengan tidak sabar celana dalamnya juga selekasnya kuturunkan. Saya duduk serta kutarik badannya hingga pantatnya menempati kemaluanku. “Aghh.. Uhh” saya kaget sebab kemaluanku yang sedang menegang itu rasa-rasanya ingin patah ditempati pantatnya. Tetapi nafsuku hilangkan rasa sakit itu. Saya pegang kemaluanku serta kutempelkan ke lubang duburnya, lantas kutekan. “Aaah..” ia menjerit, tubuhnya mengejang ke belakang. Tetapi kemaluanku tidak dapat masuk. Begitu sempit lubangnya. Keberingasanku semakin jadi. Saya dorong tubuhnya hingga urutan badannya membungkuk pada meja computer. Pantatnya terlihat jelas, bundar. Pelukanku dari belakang tubuhnya membuat ia terhimpit di meja. Kutempelkan kemaluanku pada lubang pantatnya. Sesaat tangan kiriku meremas buah dada kirinya. Mulutku juga tidak henti-hentinya menggerayangi sisi belakang leher serta punggungnya. Dengan sekali hentak paksa, kudorong masuk kemaluanku. “Aih.. ah uh aoowww..” saya juga mersa sedikit kesakitan, tetapi kesenangan yang tanpa taranya kurasakan. “Jangan.. aduh aahh sakiit, tidak deh.. ahh..” Saya makin bernafsu dengar rintihannya. Sekalian memeluk buah dadanya., kutarik ia berdiri. Lantas saya juga menggerakan kemaluanku maju mundur, mulutku menciumi pipinya dari samping belakang, sesaat tanganku meremas buah dadanya, seakan-akan ingin menghancur lumatkan badan wanita yang sintal itu.

Wanita itu tidak henti-hentinya mendesah, khususnya saat kemaluanku kudorong masuk. Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Kemungkinan kesakitan, saya tidak paham. Tetapi apa daya saya juga tidak kuat meredam keluar air maniku serta tubuhku mengejang, wanita itu juga mengejang serta mendesah, sebab tanganku dengan benar-benar keras meremas buah dadanya. Badannya turut tertarik ke belakang, serta mulutku tanpa ada berasa menggigit lehernya. “Ouhh.. hh..” kesenangan mengagumkan saat kemaluanku menyemburkan air maniku ke pantatnya. Hangat sekali. Saya terduduk ia juga terduduk di atas kemaluanku yang masih menancap di pantatnya. Kepalaku terkulai di punggungnya. Wanita itu melihat mengarah monitor computer dengan pandangan kosong. Sesaat tetes air matanya terus membasahi pipinya.

“Ma’afkan saya.. Saya tidak kuat metahan diri,” saya coba menghiburnya. Tetapi ia tidak menjawab. “Siapa namamu?” tanyaku secara halus. Kembali ia membisu. “Aku ingin pulang.. kamu tak perlu nganter saya.. agar beberapa orang tidak bertanya macem-macem,” tuturnya dengan suara perlahan-lahan. “Aku sebetulnya tahu siapa kamu.. Mas,” ia bicara tanpa ada melihat ke arahku. “Ha.. saya..” saya terkejut. “Ya.. sebab saya teman baru pacarmu, Yuni, saya pernah simak foto-fotomu dalam tempat ia.” Kali inilah menatapku dengan tajam. “Tapi.. saya benar-benar tidak sangka kelakuanmu semacam ini,” usai ia meningkatkan celana serta membenarkan BH serta T-shirtnya. “Tapi tak perlu cemas saya tidak akan menceritakan insiden ini, saya takut ini akan melukai hatinya. Ia setia sama kamu,” sambungnya. “Kamu tidak.. kasian ama dia?” Saya terdiam, termangu, serta tidak mengerti jika ia telah berlalu.

Belakangan ini saya tahu nama gadis itu Rani, memang ia rekan pacarku, Yuni. Saya menyesali perbuatanku. Rani masih baik pada kami berdua. Kami serta jadi teman dekat. Seperti belum pernah berlangsung apa-apa. Entahlah sampai kapan ia akan simpan rahasia ini. Saya terkadang cemas, terkadang melihat iba pada Rani. Oh, saya sudah merusak gadis yang ikhlas.

www.poker899x.online

0 komentar:

Posting Komentar