www.poker899x.online - Agen Poker Terbaik Dan Terpercaya Di Indonesia - Menyediakan 7 Games Dalam 1 ID Seperti : POKER , DOMINO , BANDAR CEME , CEME KELILING , CAPSA , SUPER10 Dan OMAHA - Bonus New Member Kami sd Rp 20.000 , Bonus Next Deposit 5% , Bonus Turn Over sd 0,5% , Bonus Refferal 15% , Bonus Bulanan - Support Bank : BCA , BNI , BRI , MANDIRI, DANAMON - Support Pembayaran Via Pulsa Telkomsel , Xl , Gopay , Ovo Dan Dana

Minggu, 26 Januari 2020

Vivien Pacar Gelapku


CerSex899 - Kisah ini berawal pada saat itu saya kuliah di semester VI di salah satunya PTS di Bandung. Ceritanya waktu itu saya putus dengan pacarku serta memang ia tidak paham dirinya telah di cintai justru bertingkah, pada akhirnya dari kisah cintaku hanya berusia 2 tahun saja. Saat itu saya tinggal berlima dengan rekan satu kuliah , kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima. Kebetulan di dalam rumah itu cuma saya yang lelaki. Awalnya saya katakan sama kakak perempuanku, Saya pisah rumah saja atau kos di tempat lain", tetapi kakakku ini karena sangat sayangnya padaku, ya saya tidak dibolehkan pisah rumah. Kita juga tinggal serumah dengan tiga rekan wanita kakakku.
Ada salah satu mereka telah jadi dosen tetapi di Kampus lain, Ibu Vivin namanya. Kita memanggilnya Ibu maklum telah usia 40 tahun tetapi belum menikah. Ibu Vivin menanyakan, "Eh, kamu belakangan ini kok seringkali ngelamun sich, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu.."

"Itu apanya Bu?" tanyaku.

Memang dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu sebab saya seringkali sharing sama ia sebab ia telah kuanggap lebih tua serta tahu beberapa hal. Saya mulai narasi,

"Tahu tidak permasalahan yang kuhadapi? Saat ini saya baru putus sama pacarku", kataku.

"Oh.. begitu ceritanya, pantesan saja dari minggu tempo hari murung saja serta seringkali ngalamun sendiri", kata Ibu Vivin.

Demikian dekatnya saya sama Ibu Vivin sampai satu waktu saya alami insiden ini. Entahlah mengapa saya tidak menyengaja telah mulai ada perhatian sama Ibu Vivin. Saat itu persisnya siang-siang semua pada kuliah, saya sedang sakit kepala jadi saya bolos dari kuliah. Siang itu pas jam 11:00 siang waktu saya bangun, eh cukup sedikit bingung kok masih ada orang di dalam rumah, umumnya jika siang-siang bolong ini telah pada tidak ada orang di dalam rumah tetapi kok ini hari sepertinya ada rekan di dalam rumah nih. Saya pergi mengarah dapur.

"Eh Ibu Vivin, tidak ngajar Bu?" tanyaku.

"Kamu kok tidak kuliah?" bertanya ia.

"Habis sakit Bu", kataku.

"Sakit apa sakit?" goda Ibu Vivin.

"Ah.. Ibu Vivin dapat saja", kataku.

"Telah makan belum?" tanyanya.

"Belum Bu", kataku.

"Telah Ibu Masakin saja sekaligus sama kamu ya", tuturnya.

Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita juga langsung makan berdua sekalian bercakap ngalor ngidul hingga kita mengulas narasi yang cukup bau sex. Kukira Ibu Vivin tidak senang yang namanya narasi sex, eh tau-taunya ia membalas dengan narasi yang lebih hot . Kita juga telah makin jauh ngomongnya. Pas waktu itu saya bicarakan mengenai wanita yang telah lama tidak rasakan jalinan dengan lain macamnya.

"Apa masih ada begitu kemauannya karena itu?" tanyaku.

"Enak saja, emangnya nafsu itu ngenal umur begitu", tuturnya.

"Oh jika begitu Ibu Vivin masih memiliki kemauan dong untuk merasakan bagaimana jalinan dengan lain tipe", kataku.

"So tentu dong", tuturnya.

"Terus dengan siapa Ibu karena itu, Ibu kan belum kawin", dengan nikmatnya saya nyeletuk.

"Saya bersedia kok", kataku dengan sedikit cukup cuek sekalian kutatap mukanya. Ibu Vivin cukup merah sirna entahlah apa yang bawa keberanianku makin melonjak serta entahlah kapan awalnya saya mulai menggenggam tangannya. Dengan sedikit cukup grogi Ibu Vivin bingung sekalian menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha saya harus membujuk terus sampai ia betul-betul bersedia mengerjakannya.
"Okey, sorry ya Bu, saya telah begitu lancang pada Ibu Vivin", kataku.
"Tidak, saya kok yang salah mengawalinya dengan meladenimu bicara masalah itu", tuturnya.

Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku secara halus kupegang tangannya sekalian kudekatkan bibirku ke dahinya. Secara halus kukecup keningnya. Ibu Vivin terikut dengan kondisi yang kubuat, ia tutup matanya secara halus. kukecup sedikit dibawah kupingnya secara halus sekalian kubisikkan, "Saya sayang kamu, Ibu Vivin", tetapi ia tidak menjawab sedikitpun.

Dengan sedikit cukup sangsi kudekatkan bibirku dekati bibirnya. Cup.. dengan demikian lembutnya saya merasakan kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan saya telah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit cukup bernafsu kukecup bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyongsong secara halus. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa ada kuduga ia balas kecupanku. Peluang itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, "Aah.. cup.. cup.. cup.." ia memulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada seputar 10 menitan kami mengerjakannya, tetapi kali inilah telah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan seperti habis usaha keras saja.

"Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Vivin saja ya!

Kubisikkan Ibu Vivin, "Vivin kita ke kamarku saja yuk!".
Dengan sedikit cukup terkejut tetapi tanpa ada perlawanan yang bermakna kutuntun ia ke kamarku. Kuajak ia duduk di pinggir tempat tidurku. Saya tidak tahan , ini waktunya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan-lahan kubuka kacing pakaiannya satu-satu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak.. indahnya badan ini, kok tidak ada sich lelaki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan tekun. Pertama kali belahan gunung kembarnya. "Ah.. ssh.. terus Ian", Ibu Vivin tidak sabar , BH-nya kubuka, terpajang telah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, "Aah.. ssh.." dengan sedikit cukup ke bawah kutelusuri sebab waktu itu ia pas memakai celana pendek yang kainnya cukup tipis serta celananya tipis, kuelus secara halus, "Aah.. saya juga mulai terangsang.
Kusikapkan celana pendeknya sampai lepas sekaligus juga dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Secara halus kuelus-elus gundukan itu, "Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pandai sich, saya juga tidak tahan ", sebetulnya memang ini ialah pemula buat saya, eh rupanya Vivin juga kepengin buka celanaku dengan sekali tarik saja lepas telah celana pendek sekaligus juga celana dalamku. "Oh.. besar sangat", tuturnya. Kurang lebih 18 cm dengan diameter 2 cm, secara halus ia mengelus zakarku, "Uuh.. uh.. shh.." dengan jeli saya beralih urutan 69, kupandangi sesaat gundukannya dengan tentu serta lembut. Saya mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya secara halus, saya berupaya masukkan lidahku ke lubang kemaluannya, "Aah.. uh.. ssh.. terus Ian", Vivin mengeluh. "Saya enak Vivin", kataku. Secara halus di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati secara halus, "Assh.. oh.. ah.. Vivin terus sayang", dengan lahap kusapu semua dinding lubang kemaluannya, "Aahk.. uh.. ssh.." seputar 15 menit kami lakukan urutan 69, telah kepengin coba yang namanya bersetubuh. Kurubah urutan, kembali memanggut bibirnya.

Telah berasa kepala kemaluanku cari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, ditempatkan ke lubang kewanitaannya. Dikit demi sedikit kudorong pinggulku, "Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, saya masih perawan", tuturnya. "Haa.." saya terkejut, benar rupa-rupanya ia masih suci. Dengan sekali dorong telah berasa licin. Blesst, "Aahk.." teriak Vivin, kudiamkan sesaat untuk hilangkan rasa sakitnya, sesudah 2 menitan lamanya kumulai menarik tangkai kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Kemungkinan sebab baru pertama-tama cukup dengan waktu 7 menit Vivin.. "Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. saya ingin keluar Ian", tuturnya. "Nantikan, saya juga ingin keluar akh.." kataku. Mendadak menegang telah lubang kemaluannya menjepit tangkai kemaluanku serta berasa kepala tangkai kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat memuntahkan.. "Crot.. crot.. cret.." banyak pula air maniku muncrat di lubang kemaluannya. "Aakh.." saya lemas habis, saya tergeletak di sebelahnya.

Secara halus ia cium bibirku, "Kamu menyesal Ian?" tanyanya. "Ah tidak, kitakan saling ingin." Kami secepatnya berberes-beres agar tidak ada keraguan, serta semenjak insiden itu saya seringkali bermain cinta dengan Ibu Vivien ini tentunya kami kerjakan bila di dalam rumah sedang sepi, atau dalam tempat penginapan jika kami telah sedang kepingin serta di dalam rumah sedang ramai. semenjak insiden itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, serta sekarang Ibu Vivien jadi pacar gelapku


www.poker899x.online

0 komentar:

Posting Komentar