www.poker899x.online - Agen Poker Terbaik Dan Terpercaya Di Indonesia - Menyediakan 7 Games Dalam 1 ID Seperti : POKER , DOMINO , BANDAR CEME , CEME KELILING , CAPSA , SUPER10 Dan OMAHA - Bonus New Member Kami sd Rp 20.000 , Bonus Next Deposit 5% , Bonus Turn Over sd 0,5% , Bonus Refferal 15% , Bonus Bulanan - Support Bank : BCA , BNI , BRI , MANDIRI, DANAMON - Support Pembayaran Via Pulsa Telkomsel , Xl , Gopay , Ovo Dan Dana

Minggu, 26 Januari 2020

Selingkuh Dengan Istri Karyawanku Di Kantor


CerSex899 - Hari itu salah seorang direktur perusahaan, Pak Freddy, sedang membuat resepsi pernikahan anaknya dalam suatu hotel bintang lima di lokasi Senayan. Tentunya akupun diundang, serta malam itu akupun melaju ke arah tempat resepsi diselenggarakan. Saya pergi dengan Jason, temanku waktu kuliah di Amerika dulu. Sesampainya di hotel terlihat beberapa undangan sejumlah besar bawa pasangannya semasing. Iri lihat mereka ditemani oleh istri serta anak mereka, sedang saya, sebab masih bujangan, ditemani oleh si bule ini.

"Selamat malam Pak.." sapa satu orang cukup mengagetkanku. Saya melihat, nyatanya Lia sekretarisku yang menyapaku. Ia hadir bersama dengan tunangannya. Terlihat sexy serta cantik sekali ia malam itu, selain anggun.

Tidak sama sekali bila dibanding waktu saya sedang nikmati tubuhnya,.. Liar serta nakal. Dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar terlihat merayu. "Malam Lia" balasku. Mata Jason tidak henti-hentinya memandang Lia, dengan pandangan takjub.

Lia cuma tersenyum manis saja disaksikan dengan penuh nafsu semacam itu. Terlihat ia jaga kelakuannya, sebab tunangannya ada di sebelahnya. Kamipun lantas berbincang-bincang seadanya. Lantas akupun permisi akan menegur beberapa undangan lain yang hadir, khususnya beberapa klienku. "Malam Pak Robert.." seorang wanita cantik mendadak menyapaku. Ia ialah Santi, istri dari Pak Arief, manager keuangan di kantorku. Mereka baru menikah seputar tiga bulan yang kemarin. "Oh Santi.. Malam" kataku "Pak Arief dimana?" "Sedang ke restroom.. Sendirian saja Pak?" tanyanya. "Sama rekan" jawabku sekalian memandangi ia yang malam itu terlihat cantik dengan gaun malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memperlihatkan pahanya yang putih mengundang selera. Dadanya meskipun tidak sebesar Lia, terlihat membusung melawan.

"Karena itu, mencari istri dong Pak.. Agar ada yang nemenin" tuturnya sekalian tersenyum manis. "Belumlah ada yang ingin nih" "Ahh.. Bapak bisa.. Tentu sangat banyak cewek yang ingin sama bapak.. Jika belum married saya ingin lho.." jawabnya merayu. Memang Santi ini rasa-rasanya memiliki perasaan khusus padaku. Terlihat dari langkah bicaranya serta langkah ia memandangku. "Oh.. Jika saya sich ingin lho sama kamu meskipun kamu telah married" kataku sekalian memandang mukanya yang cantik. "Ah.. Pak Robert.. Dapat saja.." jawabnya sekalian tersipu malu.

"Bener lho ingin saya buktiin?" godaku "Jangan sampai Pak.. Kelak jika diketahui suamiku dapat genting" jawabnya perlahan-lahan sekalian tersenyum. "Jika tidak diketahui bagaimana.. Tidak apa khan?" rayuku . Santi terlihat tersipu malu. Wah.. Saya mendapatkan angin nih.. Memang saya semenjak berteman dengan Santi beberapa waktu waktu lalu telah memikirkan enaknya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, ciri khas orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, serta masih terbilang muda .

Ia baru berusia 24 tahunan."Bagaimana nih sesudah kawin.. Enak tidak? Tentu masih hot y. "Godaku . "Biasa saja kok Pak.. Terkadang enak.. Terkadang tidak.. Bergantung moodnya" jawabnya lirih. Dari jawabannya saya memiliki sangkaan jika Pak Arief ini tidak demikian memuaskannya di atas tempat tidur. Kemungkinan sebab umur Pak Arief yang telah berusia dibanding dengan dianya yang masih penuh gejolak keinginan seksual wanita muda. Tentu jarang-jarang sekali ia alami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.

Tidak lama Pak Ariefpun hadir dari terlalu jauh. "Wah.. Pak Arief.. Memiliki istri cantik ini kok ditinggal sendiri" kataku merayu. Santi terlihat suka saya puji semacam itu. Terlihat dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan lelaki tulen seperti saya ini. "Iya Pak.. Habis dari belakang nih" jawabnya. Tatapan matanya terlihat berprasangka buruk lihat saya sedang mengobrol dengan istrinya yang cantik itu. Kemungkinan ia telah dengar berita akan ke-playboyanku di kantor. "Ok saya tinggal dahulu ya Pak Arief.. Santi" kataku sekalian ngeloyor pergi ke arah tempat sajian.

Aq punmenyantapnya nikmat. Maklum perutku telah keroncongan, kebanyakan basa-basi dengan beberapa tamu undangan barusan. Kulihat si Jason masih bercakap dengan Lia serta tunangannya. Saat saya cari Santi dengan pandanganku, ia sedang mengambil pandang padaku sekalian tersenyum. Pak Arief terlihat sedang mengobrol dengan tamu lainnya.

Memang payah bapak yang satu ini, tidak dapat menyenangkan istrinya. Santi selanjutnya berjalan ambil sajian, serta akupun pura-pura meningkatkan hidanganku. "San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk" ajakku berbisik kepadanya "Kelak saya dicari suami saya bagaimana Pak.." "Katakan saja kamu sakit perut.. Butuh ke toilet. Saya nantikan di luar"Kataku sekalian meredam nafsu lihat lehernya yang putih tahap, serta lengannya yang berbulu halus Tidak lama Santipun keluar ruang resepsi menyusulku.

Kamipun pergi ke lantai di atas, serta ke arah toilet. Saya merencanakan untuk bermesraan dengan ia disana. Kebetulan saya tahu situasinya tentu sepi. Sebelum sampai di toilet, ada satu ruang kosong,, satu rapat room, yang terbuka. Wah kebetulan nih, pikirku. Kutarik Santi ke serta kututup pintunya. Tanpa ada basa-basi , saya cium bibirnya yang indah itu.

Santipun membalas bergairah. Tangankupun bergerak merambahi buah dadanya, sedang tanganku yang satu cari hubungan retsleting di belakang tubuhnya. Kulepas gaunnya beberapa hingga terlihat buah dadanya yang ranum cuma tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Santi yang tahap itu, serta kusibakkan cup BHnya kebawah hingga buah dadanya muncul keluar.

Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, saya hisap serta saya permainkan putingnya yang telah mengeras dengan lidahku. "Oh.. Pak Robertt.." desah Santi sekalian menggeliat. "Enak San.." "Enak Pak.. Terus Pak.." desahnya lirih. Tangankupun meraba pahanya yang mulus, serta sampai pada celana dalamnya. Terlihat Santi demikian bergairah hingga celananya telah lembab oleh cairan kewanitaannya. Santipun selanjutnya tidak sabar serta buka kancing baju batikku. Di cium serta dijilatinya putingku..

Lantas terus ke bawah ke perutku. Selanjutnya ia berlutut serta dibukanya retsleting celanaku, serta tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh ke keluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang kami menyengaja tidak ingin telanjang bundar sebab keadaan yang tidak sangat mungkin. "Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi senang.." tuturnya sekalian kagum pada kemaluanku dari dekat. "Memang miliki suamimu berapa?" tanyaku tersenyum merayu. "Kemungkinan hanya separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi senang.." tuturnya tidak meneruskan jawabannya sebab mulutnya yang mungil itu telah mengulum kemaluanku.

"Enak Pak?" tanyanya sekalian melirik nakal kepadaku. Tangannya repot meremas-remas buah zakarku sesaat lidahnya menjilati tangkai kemaluanku. "Enak sayang.. Mari isap " jawabku meredam rasa nikmat yang menyebar hebat. sesaat ke-2 tangannya meremas-remas pantatku. Benar-benar sexy sekali lihat panorama itu. Seorang wanita cantik yang telah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung mengisap kemaluanku. Lebih saat kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa ada memakai tangannya serta cuma menggerakkan kepalanya ikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.

"Hm.. tongkol bapak enak sekali.. Santi senang tongkol yang besar ini" desahnya. Mendadak terdengar bunyi handphone. Santipun hentikan isapannya. "Iya Mas.. Ada apakah? " jawabnya. "Lho Mas sudah pikun ya.. Khan Santi barusan perlu katakan.. Santi ingin ke toilet.. Sakit perut.. Bagaimana sich" Santi bicara pada suaminya yang tidak sabar menanti. Sesaat tangan Santi yang satu masih meraba serta mengocok kemaluan atasan suaminya ini. "Iya Mas.. Kemungkinan salah makan nih.. Sesaat Mas.. Sabar ya.." Selanjutnya terlihat suaminya bicara cukup panjang di telpon, hingga waktu itu dipakai Santi untuk kembali mengulum kemaluanku sesaat tangannya masih menggenggam handphonenya.

"Iya Mas.. Santi cinta sama Mas.." tuturnya sekalian tutup telponnya. "Suamiku telah tunggu. Tetapi biarin saja deh ia tunggu cukup lama, soalnya Santi ingin senang dahulu". Sekalian tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku. Saya ingin nikmati kehangatan badan wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya supaya berdiri, serta akupun tiduran di atas meja rapat di ruang itu. Tanpa ada butuh dikomando Santi naiki tubuhku serta menguak gaun serta celana dalamnya hingga vaginanya pas ada di atas kemaluanku yang telah menjulang meredam hasrat.

Santi selanjutnya turunkan tubuhnya hingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit itu. "Oh.. My god.." jeritnya ketahan. Kupegang pinggangnya dan saya naik-turunkan hingga kemaluanku maju mundur menelusuri liang nikmat istri cantik Pak Arief ini. Selanjutnya tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang waktu Santi bergerak turun naik di atas tubuhku. Kadang-kadang kutarik badannya hingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk selanjutnya saya hisap dengan gemas.

"Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan.." desahnya "Mari Pak.. Puaskan Santi Pak.." Santi mengatakan sekalian menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas kemaluanku.Kemudian ia kembali menggerakkan badannya turun naik memburu kenikmatan bercinta yang tidak didapat dari suaminya. Sesudah beberapa waktu saya turunkan tubuhnya serta saya suruh ia menungging sekalian berpegangan pada pinggiran meja.

Saya sibakkan gaunnya, serta terlihat pantatnya yang putih menggairahkan cuma tertutup oleh celana dalam yang telah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, serta langsung kugenjot ia, sekalian tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu. "Kamu senang San?" kataku sekalian menarik rambutnya ke belakang. "Senang Pak.. Robert.. Senang..""Suamimu memang tidak dapat ya" "Ia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh" "Mari katakan.. Kamu lebih senang ngent*tin suamimu atau saya" tanyaku sekalian mencium mukanya yang mendongak ke belakang sebab rambutnya saya tarik. "Santi lebih senang dient*tin Pak Robert.. Pak Robert jantan..

Suamiku lemah.. Ohh.. God.." jawabnya. "Kamu senang tongkol besar ya?" tanyaku "Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Memiliki suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God. Suamiku buruk.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh.." Santi mulai meracau kesenangan. "Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Mari Pak puaskan Santi Pak.." jeritnya. "Pasti sayang.. Saya bukan suamimu yang lemah itu.." jawabku sekalian terus mengenjot ia dari belakang. Tangankupun repot meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan. "Ahh.. Santi sampai Pak.." Santi melenguh saat gelombang orgasme menimpanya. Akupun hampir sampai. Kemaluanku telah berdenyut- denyut ingin keluarkan laharnya.

Kutarik badan Santi sampai ia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku serta tidak lama tersemburlah spermaku ke mukanya yang cantik. Kuoles- berikan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke semua mukanya. Selanjutnya Santipun mengulum serta menjilati kemaluanku sampai bersih. "Terima kasih Pak Robert.. Santi senang sekali" tuturnya waktu ia bersihkan mukanya dengan tisu. "Saling Santi. Saya cuma punya niat menolong kok" jawabku sekalian bergegas membenarkan pakaianku kembali. "Ngomong-ngomong, kamu pandai sekali blowjob ya? Seringkali latihan?" tanyaku. "Santi seringkali lihat di VCD saja Pak.

Jika sama suami sich jarang-jarang Santi ingin demikian. Habis tidak nafsu sich lihatnya" Wah.. Kasihan Pak Arief, pikirku geli. Justru saya yang bisa nikmati nikmatnya dioral oleh istrinya yang cantik dan ayu itu. "Kapan kita dapat lakukan Pak" kata Santi berharap saat kami keluar ruang rapat itu. "Bagaimana jika minggu kedepan saya suruh suamimu ke luar kota jadi kita dapat bebas bersama dengan?""Hihihi.. Inspirasi bagus tuch Pak.. Janji ya" Santi terlihat senang mendengarnya. Kamipun kembali pada ruang resepsi.

Santi saya suruh turun terlebih dulu, baru saya mengejar beberapa waktu setelah itu. Sesampai di ruangan resepsi terlihat Jason sedang cari saya. "Hey man.. Where have you been? I've been looking for you" "Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache" jawabku. Tidak lama Santi hadir bersama dengan Pak Arief suaminya. "Pak Robert, kami ingin pamit dulu.. Ini Santi tidak enak tubuh.. Sakit perut tuturnya" "Oh iya Pak Arief, silahkan saja. Istri bapak cantik harus benar- benar dirawat lho.."

Santi terlihat tersenyum dengar perkataanku itu, sesaat muka Pak Arief memperlihatkan rasa berprasangka buruk. He.. He.. Kasihan, pikirku. Kemungkinan ia akan syok berat jika tahu saya barusan menyetubuhi istrinya yang cantik itu. Tidak lama saya serta Jason juga pulang. Sebelum pulang saya berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Saya suruh ia untuk mendaftar Pak Arief Untk pelatihan ke singapura. Memang belakangan ini saya mendapatkan penawaran pelatihan ke Singapore dari salah satunya perusahaan. Lebih baik Pak Arief saja yang pergi, pikirku.

Toh memang ia yang kerjakan pekerjaan itu di kantor, sedang saya cuma akan membantu istrinya yang cantik melalui lautan birahi sepanjang ia pergi kelak. Tidak sabar saya menunggu minggu kedepan hadir. Kelak akan saya katakan pengalamanku bersama dengan Santi jika waktunya datang. Dengan tidak terdapatnya batasan waktu sebab tergesa-gesa, pasti saya semakin lebih dapat nikmati dianya.

www.poker899x.online

0 komentar:

Posting Komentar